Halaman

Cari Blog Ini

Minggu, 24 November 2013

Protes Penyadapan Australia, di Twitter Muncul Gerakan #Klakson3x

Protes Penyadapan Australia, di Twitter Muncul Gerakan #Klakson3x

Rabu, 20 November 2013 14:57 WIB
Protes Penyadapan Australia, di Twitter Muncul Gerakan #Klakson3x
TRIBUNJOGJA.COM
Hashtag #Klakson3x di Twitter
TRIBUNJOGJA.COM - Hubungan panas Indonesia dan Australia terkait kasus penyadapan yang dilakukan Pemerintah Australia terhadap sejumlah petinggi negara Indonesia melahirkan solidaritas di media sosial.
Di Twitter, muncul ajakan untuk membunyikan klakson tiga kali jika melewati Kedutaan Besar Australia di kawasan Kuningan, Jakarta, sebagai bentuk protes. Gerakan tagar #Klakson3x juga ramai beredar secara berantai melalui BlackBerry Messenger.
Hingga sekitar pukul 10.15, Rabu (20/11/2013), tak terdengar klakson solidaritas itu. Kendaraan baik roda dua maupun roda empat tetap berlalu lalang seperti biasa.
Sempat terjadi kepadatan di depan Kedubes Australia sekitar pukul 08.45. Bunyi klakson beberapa kali terdengar, tetapi bukan ditujukan untuk protes terhadap Australia, melainkan ditujukan ke kendaraan lainnya.
"Memang katanya ada protes bunyi klakson tiga kali, tapi dari tadi tidak ada tuh," kata Musri, seorang petugas keamanan di depan gedung Kedubes Australia, Rabu pagi.
Pemerintah Indonesia bereaksi keras terhadap praktik ketidaksantunan politik yang ditunjukkan Australia. Melalui Twitter, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan sikap Pemerintah Australia yang tak bersedia menyatakan maaf.
"Tindakan AS dan Australia sangat mencederai kemitraan strategis dengan Indonesia, sesama negara demokrasi," ujar SBY melalui akun Twitter-nya.
Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, dipanggil pulang untuk berkonsultasi. Langkah tersebut bermakna serius dalam hubungan bilateral dua negara tetangga ini.(*)

anonymous Hacker Beraksi, Ketegangan Australia-Indonesia Picu Perang di Dunia Maya

Hacker Beraksi, Ketegangan Australia-Indonesia Picu Perang di Dunia Maya
SHUTTERSTOCK
ilustTRIBUNJOGJA.COM, SYDNEY -                                                                                

Situs web Kepolisian Federal Australia (Australian Federal Police/AFP) dan bank sentral negara itu menjadi korban serangan siber. Sejumlah laporan di negara itu, Kamis (21/11/2013), menyebut para peretas Indonesiasebagai pelaku serangan tersebut.

AFP yang dikutip oleh Kompas.com menyebut serangan itu tidak bertanggung jawab. Dikatakan, siapa pun yang melakukannya bisa menghadapi tuntutan.

"Serangan-serangan ini tidak bertanggung jawab, dan tidak akan memengaruhi kebijakan pemerintah," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan.

"Kegiatan seperti meretas, menciptakan, atau menyebarkan virus berbahaya bukanlah kesenangan yang tidak berbahaya. Hal-hal semacam itu dapat mengakibatkan konsekuensi serius jangka panjang bagi individu, seperti terkait masa hukuman seseorang."

Sejumlah pejabat polisi mengatakan, situs itu, yang tidak menyediakan informasi sensitif, masih beroperasi ketika para staf meninggalkan pekerjaan mereka pada Rabu malam. Namun, situs itu sudah tidak bisa dibuka pada Kamis pagi ini.

Kejadian tersebut terjadi hampir dua minggu setelah para aktivis kelompok Anonymous Indonesia mengaku bertanggung jawab atas peretasan lebih dari 170 situs Australia dalam rangka memprotes laporan bahwa Canberra memata-matai Indonesia.

Hubungan antara Indonesia dan Australia telah memburuk sesudah sebuah laporan muncul minggu ini.

Hal ini didasari pada dokumen yang dibocorkan buronan intelijen AS Edward Snowden, bahwa Australia telah mencoba untuk menyadap ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan sejumlah orang dekat SBY, termasuk istrinya, pada 2009.

Guardian Australia melaporkan bahwa seorang anggota Anonymous Indonesia, yang menggunakan hashtag #IndonesianCyberArmy, mengklaim bertanggung jawab atas serangan terbaru itu.

"Saya siap untuk perang ini!" kata peretas itu di Twitter, meskipun, berdasarkan laporan kantor berita AFP, tweet itu tidak ditemukan.

Polisi Federal Australia tidak akan mengomentari siapa yang mungkin bertanggung jawab. Namun AFP mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Pusat Operasi Keamanan Siber dan tim Computer Emergency Response Australia untuk mengidentifikasi para peretas itu.

Situs web Bank Sentral Australia juga menjadi sasaran. Juru bicara bank itu mengatakan, pihaknya telah menjadi korban serangan siber sejak tengah malam hari Selasa.

Namun, sistem pendukung situs itu berfungsi sehingga situs web itu masih beroperasi. "Bank punya sistem perlindungan untuk situs webnya, sehingga situs bank tetap aman," kata juru bicara itu.

Anonymous diyakini sebagai kumpulan peretas yang organisasinya sangat longgar yang melakukan serangan online secara internasional. (AFP/Kompas.com)

menlu Indonesia Mirip Bintang Porno kata Politisi Australia


 Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Penyadapan oleh Amerika-Australia

CANBERRA, KOMPAS.com — Di tengah ketegangan yang meningkat antara Australia dan Indonesia terkait isu penyadapan, seorang politisi Australia dari Partai Liberal justru membuat komentar yang bisa memperkeruh suasana.
 Mark Textor lewat akun Twitter-nya merilis sejumlah kicauan yang bernada menyerang dan menghina Indonesia. Salah satunya menyebut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mirip bintang film porno tahun 1970-an.

"Australia dituntut meminta maaf oleh seseorang yang wajahnya mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an," demikian Textor lewat akun Twitter-nya.

Komentar berikutnya, Textor langsung menyerang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kepala negara macam apa yang berkomunikasi dengan kepala negara tetangganya lewat Twitter? SBY."

Dalam lanjutan kicauannya, Textor menyebut penyadapan telepon yang dilakukan sejak 2009 dan diungkap Edward Snowden itu terjadi saat Australia dipimpin Partai Buruh. "Mungkin SBY dalam hal ini menggunakan kalender kuno," kata Textor.

Komentar Textor ini mendapat kecaman di dalam negeri Australia. Juru bicara oposisi, Tanya Plibersek, mengecam komentar itu dan menyarankan agar PM Abbott dan jajaran Pemerintah Australia menjaga jarak dari Mark Textor.

"Perdana Menteri, pemerintah, dan Partai Liberal harus segera menjauhkan diri dari pernyataan-pernyataan Textor tersebut," ujar Plibersek.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri dari Partai Liberal, Malcolm Fraser, juga lewat Twitter, menyerukan agar partainya segera memecat Mark Textor.



Editor : yakiens

follow

follow my facebook

share